09 February 2010

Setelah kurang lebih setahun memiliki printer besutan Canon dengan tipe Pixma 1980, Alhamdulillah lancar-lancar saja. Bahkan 6 bulan setelah pembelian, saya memutuskan untuk memasang infus di printer tersebut. Kebetulan saat itu juga sedang pameran, jadi saya bawa saja langsung ke sana dan langsung infus di tempat. Memang penggunaan printer bagi saya sangat penting dan sering. Daripada bolak-balik nyuntik, mending diinfus saja sekalian terima order print.
Setelah diinfus, itu pun tidak terlalu bermasalah. Beratus-ratus lembar sudah dicetak menggunakan si Pixma ini. Hanya saja tiga minggu yang lalu, saat saya mau nge-print, tiba-tiba saja muncul paperjam. Software-nya menyarankan agar kertas diambil dulu, dimatikan kemudian dinyalakan lagi printernya. Saya ikuti 'nasehat' printer itu, namun pesan Paperjam masih saja muncul. Berbekal pengalaman ber'teman' dengan printer-printer Canon model jadul, saya coba untuk membongkar printernya. Paling-paling teknologinya hampir sama, pikir saya. Namun setelah saya bongkar, ternyata printer Pixma ini 'agak' beda dengan eyang-eyangnya dulu yang seri BJC. Akhirnya saya mengurungkan niat untuk ngutak-utik sendiri. Disamping waktunya terbatas, juga sistem knockdown-nya yang juga saya belum tahu betul (Printer Canon sering memakai 'kancing' di casingnya untuk mengurangi memakai sekrup).
Setelah 3 minggu mangkrak tidak sempat dibetulkan, saya putuskan untuk di-opname saja di service centernya Canon di kota Bengawan ini. Tinggal nunggu kabar baiknya. Semoga.

8 komentar:

  1. kisah mengharukan..
    tetap semangat

    ReplyDelete
  2. printer mungkin emang ga baik klo sring d suntik sndiri.,crtridge'a jd rusak terus

    ReplyDelete
  3. klbhan canon dri merk lain apa??

    ReplyDelete
  4. Tapi kok punya temen saya baru beberapa bulan beli baru udah diservice ya?? Mungkin hanya kebetulan atau cara penggunaannya yang salah kali ya,,terimakasih atas infonya

    ReplyDelete
  5. Solusinya belum ada ya..

    ReplyDelete